- Ada
beberapa pengertian
perencanaan yang
dikemukakan oleh para ahli, menurut Tarigan (2005:1) definisi yang sangat
sederhana mengenai perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih
langkah – langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Definisi perencanaan yang dikemukakan oleh Schoorl (1990) adalah sebagai berikut : “planning is the process of preparing a set of decision for action in the future, directed at achieving goals by optimal means” (perencanaan adalah proses dalam menyiapkan seperangkat keputusan mengenai tindakan di kemudian hari yang ditujukan untuk mencapai tujuan – tujuan dengan menggunakan cara – cara yang optimal) (lihat Petrus, 2002:8). Mintzburg (1993).
Dengan mebandingkan definisi perencanaan pembangunan dari beberapa ahli, mengemukakan perencanaan sebagai berikut (lihat Petrus, 2002:8) :
1.
perencanaan berarti
pemikiran maju (masa depan);
2.
perencanaan berarti
mengontrol masa depan;
3.
perencanaan adalah
pengambilan keputusan;
4.
perencanaan adalah
pengambilan keputusan terintegrasi;
5.
perencanaan adalah
proses terformalisasi untuk menghasilkan hasil yang terartikulasi dalam bentuk
sistem yang terintegrasi dalam keputusan – keputusan yang ada.
Perencanaan yang
merupakan suatu proses yang terus menerus selalu menekankan tidak saja pada
produk melainkan pada proses penilaian atas sukses tidaknya suatu kegiatan
diukur baik dari proses maupun dari outputnya. Sebagian perencana lebih konsern
pada output. Proses yang baik belum tentu menjamiSemua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
- 4 Tahap dasar perencanaa
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
. Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
. Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
. Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
. Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
sumber : http://www.scribd.com/doc/46122293/Empat-Tahap-Dasar-ann
- Rencana Oprasional
Perencanaan operasional adalah perencanaan yang memusatkan perhatiannya pada operasi sekarang (jangka pendek) dan terutama berkenaan dengan tujuan mencapai efisiensi.
Dalam melakukan perencanaan operasional maka diperlukan langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut merupakan prosedur yang harus diikuti dalam setiap melakukan perencanaan, sebab tanpa prosedur tersebut maka kurang sempurna perencanaan tersebut. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Menetapkan tujuan
Sering sebuah organisasi mempunyai banyak tujuan, maka harus memilih diantara banyak tujuan tersebut, tujuan dapat dirumuskan sesuai dengan maksud misi dan sasaran yang dikehendaki. Tentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, tujuan yang besar akan sukar dapat dicapai dengan sumber daya yang sangat terbatas, maka harus menetapkan tujuan yang terbaik bagi organisasi.
Langkah 2: Memahami atau merumuskan keadaan saat ini
Rencana adalah menyangkut kegiatan dimasa yang akan datang, apa yang dapat dilakukan dimasa yang akan datang sangat ditentukan pula keadaan atau posisi organisasi pada saat ini. Oleh karena itu organisasi harus mengetahui, memahami dan kemudian merumuskan posisinya saat ini. Untuk keperluan itu diperlukan data dan informasi yang relevan dengan tujuan organisasi.
Langkah 3: Mengidentifikasikan Kemudahan dan Hambatan
Organisasi harus melakukan identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor kemudahan dan hambatan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan mengetahui kemudahan-kemudahan, organisasi akan dapat memanfaat-kannya peluang tersebut sebaik-baiknya. Sebaliknya dengan mengetahui kemungkinan hambatan, maka organisasi sedini mungkin sudah mempersiapkan untuk menanggulanginya atau mengantisipasinya yang akan dirumuskan dan kemudian dirumuskan pada berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.
Menurut Louis A. Allen perencanaan terdiri dari kegiatan-kegiatan :
Dalam melakukan perencanaan operasional maka diperlukan langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut merupakan prosedur yang harus diikuti dalam setiap melakukan perencanaan, sebab tanpa prosedur tersebut maka kurang sempurna perencanaan tersebut. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Menetapkan tujuan
Sering sebuah organisasi mempunyai banyak tujuan, maka harus memilih diantara banyak tujuan tersebut, tujuan dapat dirumuskan sesuai dengan maksud misi dan sasaran yang dikehendaki. Tentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, tujuan yang besar akan sukar dapat dicapai dengan sumber daya yang sangat terbatas, maka harus menetapkan tujuan yang terbaik bagi organisasi.
Langkah 2: Memahami atau merumuskan keadaan saat ini
Rencana adalah menyangkut kegiatan dimasa yang akan datang, apa yang dapat dilakukan dimasa yang akan datang sangat ditentukan pula keadaan atau posisi organisasi pada saat ini. Oleh karena itu organisasi harus mengetahui, memahami dan kemudian merumuskan posisinya saat ini. Untuk keperluan itu diperlukan data dan informasi yang relevan dengan tujuan organisasi.
Langkah 3: Mengidentifikasikan Kemudahan dan Hambatan
Organisasi harus melakukan identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor kemudahan dan hambatan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan mengetahui kemudahan-kemudahan, organisasi akan dapat memanfaat-kannya peluang tersebut sebaik-baiknya. Sebaliknya dengan mengetahui kemungkinan hambatan, maka organisasi sedini mungkin sudah mempersiapkan untuk menanggulanginya atau mengantisipasinya yang akan dirumuskan dan kemudian dirumuskan pada berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.
Menurut Louis A. Allen perencanaan terdiri dari kegiatan-kegiatan :
- Meramalkan, memperkirakan waktu yang akan datang.
- Menetapkan maksud tujuan (objects) sebagai: hasil akhir yang diharapkan: menentukan tujuan atau sasaran (goals/target).
- Mengarahkan (programming), menetapkan urutan dari kegiatan-kegiatan yang diperlukan: langkah-langkah yang akan diambil menurut prioritas pelaksananya.
- Menyusun tata waktu (schedulling), menetapkan urutan waktu yang tepat agar tindakan yang dilakukan dapat berhasil baik.
- Menyusun anggaran belanja (budgeting), yaitu mengalokasikan sumber-sumber yang tersedia, dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan.
- Memperkembangkan prosedur-prosedur, membuat standar.
- Rencana Strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategiatau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modaldan sumber daya manusia) untuk
mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam
proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic,
Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural,
Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat
manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka
bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah
ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka
para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem
yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005
). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat
menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner,
1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi
dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,
manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses
perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan
secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah
perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit
berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian
beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979).
Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang
mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga
apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu
adalah kegagalan
- Faktor waktu dan Perencanaan
Factor waktu dan
mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal, yaitu:
1. waktu sangat
diperlukan untuk meaksanakan perencanaan efektif
2. waktu sering
diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
tanpa informasi lengkap
tentang variable-variabel dan alternatif-
alternatif, karena waktu
diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua
kemungkinan.
3. jumlah waktu yang
akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Faktor waktu lainnya
yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus
ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini tergantung pada sumber daya yang tersedia
dan derajat ketetapan perencanaan manajemen.
Rencana jangka pendek,
menengah dan panjang
Rencana – rencana jangka
pendek mencakup berbagai rencana dari satu hari sampai satu tahun;
rencana-rencana jangka menengah mempunyai rentangan waktu antara beberapa bulan
sampai tiga tahun; dan rencana- rencana jangka panjang mengikuti kegiatan
selama dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang diproyeksikan dua
puluh lima tahun atau lebih dimasa yang akan datang. Perencanaan jangka panjang
berkenaan dengan perencanaan strategic.
2. Penetapata Tujuan
- Misi dan tujuan organisasi
Misi Dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
1. Suatu pernyataan tentang
keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan
2. Pernyataan tentang
keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba
untuk menimbulkannya
2 unsur penting tujuan adalah :
1. Hasil-Hasil akhir yang
diinginkan di waktu mendatang dengan mana
2. Usaha-uasaha /
kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan
antara. Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat
berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang
lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki
tujuan.
- Fungsi Tujuan
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
1. Pedoman Bagi Kegiatan,
melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan
memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan
tidak harus dilakukan
2. Sumber Legitimasi, akan
meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan
dari lingkungan di sekitarnya
3. Standar Pelaksanaan, bila
tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung
bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
4. Standar Motivasi,
berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam
kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
5. Dasar Rasional
Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan
organisasi
Tipe-Tipe Tujuan
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :
1. Tujuan Kemasyarakatan
(Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat
2. Tujuan Keluaran (Output
Goals), berkenaan
dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.
Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis
3. Tujuan Sistem (System
Goals), cara
pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang / jasa yang
diproduksi / tujuan yang diambil
4. Tujuan Produk (Product
Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik barang- barang /
jasa-jasa produksi
5. Tujuan Turunan (Derived
Goals), tujuan
digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain
Proses Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah :
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah :
1. Barang dan jasa yang
diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit
sama dengan harganya
2. Barang dan jasa dapat
memuaskankebutuhan konsumen/ langganan
3. Teknologi yang digunakan
dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan
kualitas bersaing
4. Kerja keras dan dukungan
seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
5. Pelayanan manajemen akan
memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka bersedia
menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi
6. Perusahaan mempunyai
konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada
para karyawan dan pemegang saham organisasi.
Bidang-Bidang Tujuan
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
1. Posisi Pasar
2. Produkivitas / Efesiensi,
adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan) dengan
keluaran organisasi
3. Sumber Daya Phisik dan
Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan
serta penyediaan bahan baku
4. Profitabilitas
5. Inovasi
6. Prestasi dan Sikap
Karyawan
7. Prestasi dan Pengembangan
Manajer
8. Tanggung Jawab Sosial dan
Publik
Kebutuhan Penyeimbangan Tujuan
Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi.
Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi.
Perumusan Tujuan
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi.
Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi.
Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :
1. Proses perumusan tujuan
hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap
pencapaian tujuan
2. Manajer puncak (sebagai
perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan
pada tingkatan yang lebih rendah
3. Tujuan harus realistic,
diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal
4. Tujuan harus jelas,
beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi
5. Tujuan umum hendaknya
dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh pelaksana
6. Tujuan bidang fungsional
organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
7. Manajemen harus selalu
meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.
MANAGEMEN BY OBJECTIVE (MBO) oleh Peter Drucker
:
Berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal yang dimulai dengan
penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah) sampai
peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO
merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan manajer dan para anggota
pada setiap tingkatan organisasi.
Bidang pokok tujuan adalah : Posisi
Pasar, Inovasi, Produktivitas, Sumber Daya Fisik Serta Keuangan.
MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur evektifitas MBO) , yaitu :
MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur evektifitas MBO) , yaitu :
1. Pendidikan dan pelatihan
bagai manajer
2. Keterikatan antara tujuan
pribadi dan tujuan organisasi
3. Pelaksanaan umpan balik
secara efektif
4. Didorong adanya peserta
dari bawahan
Keunggulan dari manajemen berdasarkan sasaran
MBO adalah : Meningkatkan komunikasi antara manajer dan bawahan
Strategi program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi
dan melaksanakan misinya. Rangkaian tujuan sebagai bagian proses MBO harus
spesifik dan dapat diukur
Kekuatan Dan Kelemahan MBO
Kebaikan-kebaikan program MBO :
Kebaikan-kebaikan program MBO :
1. Memungkinkan para
individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
2. Membantu dalam proses
perencanaan dengan membuat para manajer menetapakan tujuan dan sasaran
3. Memperbaiki komunikasi
antara manajer dan bawahan
4. Membuat individu lebih
memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi
5. Membuat proses evaluasi
lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu
Kelemahan-kelemahan MBO, mempunyai 2 katagori
:
1. Kelemahan-Kelemahan yang
melekat (inherent) mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam
proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta meningkatkan
banyaknya kertas kerja
2. Menyangkut masalah pokok
yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :
A. Gaya dan dukungan
manajemen
B. Penyesuaian dan perubahan
MBO
C. Keterampilan-
Keterampilan antar pribadi
D. Deskripsi jabatan A. Penetapan dan
pengorganisasian tujuan
E. Pengawasan metoda
pencapaian tujuan
F. Konflik anatara
kreativitas dan MBO
http://yasier-timetoshine.blogspot.com/2009/10/18-oktober-2009fungsi-tujuan-organisasi.html
3. Pembuatan Keputusan
Tipe-Tipe Keputusan
Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Kegiatan dilaksanakan setelah keputusan diambil.Keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat atas sifatnya adalah rutin dan berulang – ulang yang disebut dengan istilah terprogram (programmed) atau keputusan terstruktur (structured decision). Terprogram bukan berarti keputusan dibuat oleh komputer dengan melalui suatu program komputer,tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang dilakukan berulang – ulang.Keputusan pada tingkat yang lebih tinggi sifatnya lebih tidak terprogram atau lebih tidak tertruktur,Secara ringkas, keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut :
1. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur
2.Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur
3.Keputusan terprogram atau terstruktur
Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan para manajer lini pertama. Setiap jabatan seorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun.
1. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur
2.Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur
3.Keputusan terprogram atau terstruktur
Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan para manajer lini pertama. Setiap jabatan seorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun.
Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metoda pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan adalah dengan menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, resiko dan ketidakpastian.
Tipe-Tipe Keputusan
Teknik-Teknik Pembuatan Keputusan
Tradisional Modern
I . Diprogram :
Keputusan-Keputusan rutin dan berulang-ulang. 1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin.
3. Struktur organisasi, saluran informasi yang disusun secara baik. 1. Teknik Operation Research.
2. Pengolahan data elektronik.
II. Tidak Diprogram :
Untuk sekali pakai
1. Seleksi dan latihan.
2. Coba-coba
3. Kebijakan intuisi & kreatifitas. Teknik pemecahan masalah dengan latihan pembuatan keputusan.
Tipe-Tipe Keputusan
Teknik-Teknik Pembuatan Keputusan
Tradisional Modern
I . Diprogram :
Keputusan-Keputusan rutin dan berulang-ulang. 1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin.
3. Struktur organisasi, saluran informasi yang disusun secara baik. 1. Teknik Operation Research.
2. Pengolahan data elektronik.
II. Tidak Diprogram :
Untuk sekali pakai
1. Seleksi dan latihan.
2. Coba-coba
3. Kebijakan intuisi & kreatifitas. Teknik pemecahan masalah dengan latihan pembuatan keputusan.
Sumber:
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2028100-tipe-keputusan-manajemen/#ixzz1irp2jxdC
http://tukangblog.blogspot.com/2011/04/tipe-tipe-keputusan.html
- Proses pembuatan Keputusan
1 Sebelum dan sesudah
melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang
mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan
masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli
suatu produk sebagai solusi atas
permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul,
konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian
informasi (information source). Setelah memahami masalah
yang ada, konsumen akan termotivasi untuk
mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat
berasal dari dalam memori (internal)
dan berdasarkan pengalaman orang
lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative
evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen
akan mengevaluasi alternatif yang
ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan
pembelian (purchase decision). Setelah konsumen
mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang
ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang
dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak
sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase
evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya
berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai
dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk
tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk
tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan
konsumen di masa depan.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses
pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan
suatu dorongan yang
ada dalam dirimanusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan
hasil pemaknaan seseorang terhadapstimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan
informasi danpengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3. Pembentukan
sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada
dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak
suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration)
merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong
seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad
seseorang untuk tidak membeli produk tersebut
http://twietwe.blogspot.com/2011/01/proses-pengambilan-keputusan.html
4. keterbliatan bawahaan dalam pembuatan keutusan
KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Para manejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.
- 1. Pembuatan Keputusan Kelompok
Banyak manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti panitia lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain. Berbagai kebaikan dan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok.
Kebaikan
|
Kelemahan
|
| 1. Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
5. Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
|
SUMBER : http://www.smakmoer.com/content/view/414/208/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar